My Blog List

About Me

Search This Blog

Orang-orang pilihan {Al-Musthafun} setelah rasulullah

Selasa, 12 Oktober 2010


Orang-Orang Pilihan (Al-Musthafun) Setelah Rasulullah saw.

Kata ishthafa (memilih) berikut turunan katanya, dengan pengertian legitimasi Allah SWT kepada orang-orang pilihan dari dan atau bagi makhluk-Nya, disebut 12 kali dalam Al-Quran. Sesuai dengan jumlah pilihan Allah SWT sepeninggal Rasulullah saw. untuk menyelenggarakan pemerintahan di kalangan umatnya dan mewarisi Al-Kitab. Allah berfirman:
 
Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu AI­Kitab itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya AIIah benar-benar mengetahui lagi Maka melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-kamba Kami; lalu di antara mereka (hamba-hamba, bukan di antara orang-orang pilihan) ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.... (Fathir:31-32).
 
Maka yang dimaksud dengan "sabiqu" (yang lebih dulu berbuat baik) adalah Imam yang dipilih dan diwarisi Kitab oleh Allah SWT; "muqtashid" adalah orang yang konsisten dengan kebijaksanaan Imam; sedangkan "dhalimu linafsihi" adalah orang yang keluar dari jalur Imam. Dalam pengertian seperti itulah, kata ishthafa berikut turunan katanya tercantum dalam ayat-ayat berikut:
  1. ..... Sesungguhnya Allah telah memilih (isthafa) agama ini bagimu ..... (AI-Baqarah: 132)
  2. Sesungguhnya Allah telah memilih (isthafa) Adam, Nuh, keluarga Ibrahim. ..... (Ali Imran: 33).
  3. Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambanya yang dipilih-Nya (isfhafa) ... (AI-Naml: 59).
  4. Kalau sekiranya Allah hendak memilih (isthafal) anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki ...... (Al­-Zumar: 59).
  5. "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu (isthafaki), mensucikan kamu ..... (Ali Imran: 42)
  6. ..... dan melebihkan kamu (wasthafaki) atas segala wanita di dunia ( yang semasa dengan kamu). (Ali Imran: 42).
  7. ..... Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya (isthafahu) (menjadi rajamu) dan menganugerahinya ilmu yang luas serta tubuh yang perhasa . . . (Al-Baqarah: 247).
  8. ..... sesungguhnya Aku mernilih (melebihkan) kamu (ishtha­faituka) dari manusio yang lain untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku ..... (Al-A'raf: 144)
  9. Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih (isthafaina) di antara hamba-hamba Kami ..... (Fathir: 32).
  10. ..... dan sesungguhnya Kami telah memilihnya (isthafainahu) di dunia (AI-Baqarah: 139).
  11. Allah memilih (yasthafa) utusan-utusan-Nya dari Malaikat dan dari manusia. (Al-Haj: 75).
  12. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan (Al-musthafin) yang paling baik (Shad: 47).

Para penghuni surga


Para Penghuni Surga  

Ungkapan ashab al-jannah (para penghuni surga) dalam Al­Quran disebut sebanyak 12 kali. Yang dimaksud dengan surga ialah yang ditetapkan Allah bagi orang-orang yang benar, bukan surga dunia sebagaimana dimaksudkan dalam firman Allah SWT: "Sesungguhnya Kami uji mereka sebagaimana Kami uji penghuni­-penghuni surga …..." Surga yang dimaksudkan oleh ayat ini adalah surga dunia. Ada pun pada ayat selain ini, surga yang dimaksud adalah surga yang ditetapkan oleh Allah SWT bagi hamba-hamba­Nya yang saleh. Kata ashab al-jannah yang disebut 12 kali, sama dengan banyaknya Khalifah sepeninggal Rasulullah saw., sebagai­mana disebutkan di dalam ayat-ayat berikut ini:
  1. .........Dan orang-orang beriman serta beramal saleh, mereka itu para penghuni surga (ashab al -jannah). (Al-Baqarah: 82)
  2. .........Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekadar kemampuannya, mereka itulah para peng­huni surga (ashab al-jannah). (Al-A'raf: 42).
  3. 3. Dan para penghuni surga (ashab al-jannah) berseru ......... (AI­A'raf: 44)
  4. ......... Dan mereka menyeru penghuni surga (ashab al-jannah): "Limpahkanlah kepada kami sedikit air ......... (Al-A'raf: 50)
  5. .........Dan mereka tidak ditutup: debu hitam, tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah para penghuni surga (ashab al-jannah). (Yunus: 26).
  6. ...... Dan merendahkan diri kepada Tukan mereka, mereka itu adalah para penghuni surga (ashab al-jannah) (Hud: 23).
  7. Sesungguhnya para penghuni surga (ashab al-jannah) pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (Yunus: 55).
  8. Para penghuni surga (ashab al-jannah) pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (AI-Furqan: 24)
  9. ...... dan Kami ampuni kesalakan-kesalahan mereka, bersama para penghuni surga (ashab aljannah) ...... (Al-Ahqaf: 16)
  10. Tiada sama penghuni neraka dengan penghuni surga (ashab al­jannah). (Al-Hasyr: 20)
  11. ...... para penghuni surga (ashab al-jannah) itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 20)
  12. ...... Dan para penghuni surga (ashab al-jannah) berseru: "Salamun'alaikum" ...... (Al-A'raf: 46)
     

Ungkapa "orang-orang yang beruntung" (hum Al-muflihuun)


Ungkapan "orang-orang yang beruntung"
(hum al-muflihuun)

Di dalam Al-Quran, ungkapan hum al-muflihuun disebutkan sebanyak duabelas kali, yakni pada ayat-ayat:
  1. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang beruntung (humul mufli­huun). (AI-Baqarah: 5)
  2. .....menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itulak orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Ali Imran: 104)
  3. ….. maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (AI-A'raaf: 8)
  4. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cakaya yang terang yang diturunkan kepadanya (AI-Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al-A'raf: 157)
  5. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun) . (At-Taubah: 88)
  6. Barang.riapa yang berat timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al-Mu'minuun: 102)
  7. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (An-Nuur: 51)
  8. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Ar-Ruum: 38)
  9. Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang ber­untung (humul muflihuun). (Luqman: 5)
  10. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguh­nya golongan Allah itulah golongan yang beruntung (humul muflihuun). (Al-Mujadilah: 22)
  11. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itu­lah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al­-Hasya: 9)
  12. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul mufli­huun). (At-Taghaabun: 16)

Orang-orang yang bersaksi _Al-Asyhad

Orang-Orang Yang Bersaksi (AI-Asyhad )

Kata syahadah (bangkit bersaksi) berkaitan secara khusus dengan para syuhada Allah SWT, selain para Nabi, dan mereka adalah orang-orang yang bersaksi di hadapan Allah atas para hamba-Nya di hari kiamat dan hari tegaknya kesaksian. Maksud kata syuhada bukanlah orang yang terbunuh di jalan Allah SWT. Kata syahadah, berikut turunan katanya telah disebutkan dalam ayat-ayat berikut:
  1. ..... dan para saksi (asyhad) akan berkata: "Orang-orang inilah yang berdusta terhadap Tuhan mereka ..... " (Hud: 18).
  2. Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang­orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (al-asyhad)." (Ghafur: 51).
  3. Maka bagaimanakah halnya (orang kafir nanti) jika Kami mendatangkan seorang saksi (syahid) dari tiap-tiap umat. (An-Nisa: 41).
  4. ..... dan pada hari ketika Kami membangkitkan seorang saksi (syahid) dari tiap-tiap umat. (Al-Nahl: 84).
  5. Dan demikian (pula)   Kami telah menjadikan kamu (umat lslam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi­saksi (syuhada) perbuatan manusia ... (Al-Baqarah: 143).
  6. ..... dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dajadikan-Nya (gugur) sebagai syuhada ..... (Ali Imran: 140).
  7. ..... maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid (syuhada) dan orang-orang saleh. (An-Nisa: 69).
  8. ..... disebabkan mereka diperintahkan untuk menjaga kitab­kitab Allah dan mereka menjadi saksi (syahida) terhadap nya ..... (Al-Maidah: 44).
  9. ….. supaya Rasul menjadi saksi atas diri kamu dan supaya kamu semua menjadi saksi (syahida) atas segenap manusia ….. (AI-Haj: 78).
  10. Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan ) orang-orang yang mempunyai bukti yang nyata (Al-Quran) dari Tuhan­nya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (syahid) (Muham­mad) dari Allah .….. (Hud: 17).
  11. ….. dan didatangkanlah para Nabi dan saksi-saksi (syuhada) dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. (Al-Zumar: 69).
  12. ….. dan orang-orang yang menjadi saksi (syuhada) di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka ….. (AI-Hadid: 19).
     

Text